Wednesday, July 29, 2009
Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Melalui Koordinasi Mahasiswa dan Tuha Peuet Dalam Upaya Penyelesaian Kemiskinan di NAD
Diposkan oleh Novi Reandy Sasmita di Wednesday, July 29, 2009 Karya tulis ini berjudul “implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui koordinasi mahasiswa dan Tuha Peuet dalam upaya penyelesaian kemiskinan di NAD”. Tuha Peuet merupakan kelengkapan lembaga mukim yang terdiri dari unsur ulama, tokoh adat, pemuka masyarakat, dan cerdik pandai. Hal yang melatarbelakangi penulisan ini adalah : (1) untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) tahun 2009, (2) untuk memperoleh solusi yang lebih objektif dengan pendekatan budaya Aceh melalui koordinasi mahasiswa dan Tuha Peuet dalam lingkup kecil yaitu gampong dalam hal pencegahan dini dan penyelesaian secara berkelanjutan terhadap permasalahan kemiskinan di Aceh, dan (3) mendeskripsikan peran serta mahasiswa dalam ruang lingkup kemasyarakatan yang berkenaan dengan konsep dasar dan bentuk partisipasi nyata secara optimal.
Selanjutnya berdasarkan paparan di atas, bila Aceh sebagai daerah potensial tidak dipelihara, pada aspek kesejahteraan masyarakat yang dapat berpengaruh pada siklus keamanan dan ekonomi maka hal ini sangat berbahaya bahkan tidak tertutup kemungkinan Aceh tidak akan mengalami perubahan signifikan ke arah yang lebih baik yang berujung pada pembaharuan dinamika sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Secara rinci, masalah diklasifikasikan menjadi tiga hal, yaitu : (1) apakah faktor yang melatarbelakangi kemiskinan di Nanggroe Aceh Darussalam? (2) Bagaimanakah konsep dasar peran serta mahasiswa di kehidupan bermasyarakat dalam upaya penyelesaian kemiskinan bersama Tuha Peuet? dan (3) Bagaimanakah partisipasi peran serta mahasiswa dalam penyelesaian kemiskinan bersama Tuha Peuet?
Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor yang melatarbelakangi kemiskinan di Nanggroe Aceh Darussalam, (2) mendeskripsikan konsep dasar peran serta mahasiswa di kehidupan bermasyarakat dalam upaya penyelesaian kemiskinan bersama Tuha Peuet, dan (3) mendeskripsikan partisipasi peran serta mahasiswa dalam penyelesaian kemiskinan bersama Tuha Peuet.
Hasil yang diharapkan dari penulisan ini adalah dapat memberikan deskripsi secara mendalam dan menyeluruh tentang penyelesaian kemiskinan di NAD melalui peran serta mahasiswa dan Tuha Peuet sebagai wujud nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk itu diharapkan hasil karya tulis ini mampu memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.
Secara teoritis, hasil karya tulis ini memberikan kontribusi yang berarti karena dapat dimanfaatkan untuk (1) menambah khasanah sosial khususnya tentang implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui koordinasi mahasiswa dan Tuha Peuet dengan pendekatan budaya Aceh, (2) memberikan informasi empiris dan idealistis tentang penyelesaian kemiskinan melalui koordinasi mahasiswa dan Tuha Peuet dengan pendekatan budaya Aceh.
Secara praktis, hasil karya tulis ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi penulis, instansi terkait, dan masyarakat. Bagi penulis, hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengadakan penulisan lebih lanjut, bagi instansi terkait dapat menambah referensi tentang koordinasi mahasiswa dan Tuha Peuet dalam penyelesaian kemiskinan atas dasar pendekatan budaya Aceh, sedangkan bagi masyarakat, karya tulis ini memberikan masukan serta pengetahuan tentang penyelesaian kemiskinan melalui koordinasi mahasiswa dan Tuha Peuet dengan pendekatan budaya Aceh.
Penulis menggunakan rancangan penulisan kualitatif dengan analisis deskriptif yang menguraikan, menjabarkan, dan merangkai konsep maupun teori yang digunakan menjadi untaian kata-kata dalam setiap bagian pembahasannya. Studi kajian deskriptif ini dilakukan dengan menghubungkan konsep-konsep seperti peran serta mahasiswa, peranan Tuha Peuet, aplikasi organisasi mahasiswa, partisipasi masyarakat, pemerintah, dan lembaga swasta dalam pembangunan.
Sumber data utama dalam penulisan ini adalah informasi yang terdapat dalam bentuk tulisan ; baik berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar maupun publikasi elektronik. Sumber data sekunder ialah masyarakat di kalangan sosial seperti pengamat sosial, anggota Tuha Peuet, organisasi kemahasiswaan. Sumber data yang dikumpulkan haruslah memenuhi kriteria dan bersifat netral.
Jenis data tersebut bersifat tinjauan sosial dan ekonomi yang berisi hayatan, pikiran, dan pandangan yang terdapat dalam kehidupan. Wujud data berupa informasi tertulis dan gejala verbal berupa sikap dan pemahaman konteks sosial dan ekonomi dalam wacana kesejahteraan masyarakat.
Teknik pengumpulan data dalam penulisan ini dilakukan dengan cara dokumentasi yaitu menelusuri, meneliti serta mempelajari referensi-referensi yang sesuai dan relevan dengan permasalahan yang diangkat. Referensi yang digunakan tidak terbatas pada referensi cetak saja tetapi juga elektronik. Teknik keabsahan yang dipilih dalam penulisan ini adalah : (1) ketekunan pengamatan, (2) kecukupan referensi, (3) pemeriksaan dengan teman sejawat melalui diskusi, dan (4) triangulasi.
Adapun langkah analisis yang digunakan sesuai dengan proses yang dikemukan oleh Nazir (1989) yaitu : (1) menganalisa data dengan mengorganisasikan data yang diperoleh dari studi literatur ke dalam kategori, (2) menjabarkan ke dalam unit-unit, (3) melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, (4) memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan (5) langkah terakhir adalah dengan membuat kesimpulan agar dapat dipahami.
Terkait dengan analisis rumusan masalah, ada 3 faktor sentral yang melatarbelakangi kemiskinan di Nanggroe Aceh Darussalam. Faktor tersebut adalah faktor dampak bencana, faktor struktural, dan faktor kultural.
Kemudian, beberapa konsep yang mendasari bahwa pentingnya peran serta mahasiswa bersama Tuha Peuet dalam bentuk koordinasi untuk menyelesaikan kemiskinan di NAD karena mahasiswa dan Tuha Peuet merupakan bagian dari masyarakat, sebagai pemberi pendidikan, sebagai motivator, entrepreneur dan pemikir, sebagai pendukung kegiatan layanan, sebagai salah satu komponen pengontrol kegiatan, sebagai penghubung dan sebagai penyelaras.
Partisipasi peran serta mahasiswa yang berkoordinasi dengan Tuha Peuet terbagi dalam empat tahapan yang berjalan secara simultan. Tahapan tersebut terdiri dari perencanaan, sosialisasi dan koordinasi, pelaksanaan serta pengendalian. Tahap ini merupakan proses pencerminan secara aplikatif dari penelitian, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Saran yang diutarakan berupa rekomendasi dalam penulisan ini yaitu : harus adanya political will dari pemerintah gampong dan kerja sama masyarakat sehingga terciptanya tahapan pembangunan (capacity building) masyarakat dalam upaya menguatkan partisipasi antar stakeholders untuk menyelesaikan kemiskinan di NAD, (2) perlu dibentuknya lembaga pengawasan dan pengendalian yang terdiri dari elemen masyarakat, pemerintah gampong, lembaga swasta, mahasiswa serta para ahli dan diikuti dengan penyelenggaraan pertemuan rutin untuk mengevaluasi pelaksanaan program yang hasilnya akan difollow up, (3) perlu dibentuknya kesadaran pada mahasiswa terhadap permasalahan di sekitarnya. Hal ini sebagai bukti dari fungsi mahasiswa. Dalam konteks permasalahan ini adalah menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan ikut serta dalam program kerja yang direncanakan, (4) hendaknya ada penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat pada struktur masyarakat terkecil maupun kampanye melalui media massa dan sosialisasi di tempat-tempat umum.
Hal ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam program yang direncanakan, dan (5) diharapkan ada suatu wadah atau media bagi masyarakat untuk melakukan pelaporan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program. Hal ini sangat penting mengingat ini merupakan salah satu bentuk menampung kesadaran masyarakat yang dituangkan dalam bentuk gagasan untuk ditindaklanjuti dalam menyempurnakan program kerja yang telah dijalankan.
Selanjutnya berdasarkan paparan di atas, bila Aceh sebagai daerah potensial tidak dipelihara, pada aspek kesejahteraan masyarakat yang dapat berpengaruh pada siklus keamanan dan ekonomi maka hal ini sangat berbahaya bahkan tidak tertutup kemungkinan Aceh tidak akan mengalami perubahan signifikan ke arah yang lebih baik yang berujung pada pembaharuan dinamika sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Secara rinci, masalah diklasifikasikan menjadi tiga hal, yaitu : (1) apakah faktor yang melatarbelakangi kemiskinan di Nanggroe Aceh Darussalam? (2) Bagaimanakah konsep dasar peran serta mahasiswa di kehidupan bermasyarakat dalam upaya penyelesaian kemiskinan bersama Tuha Peuet? dan (3) Bagaimanakah partisipasi peran serta mahasiswa dalam penyelesaian kemiskinan bersama Tuha Peuet?
Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor yang melatarbelakangi kemiskinan di Nanggroe Aceh Darussalam, (2) mendeskripsikan konsep dasar peran serta mahasiswa di kehidupan bermasyarakat dalam upaya penyelesaian kemiskinan bersama Tuha Peuet, dan (3) mendeskripsikan partisipasi peran serta mahasiswa dalam penyelesaian kemiskinan bersama Tuha Peuet.
Hasil yang diharapkan dari penulisan ini adalah dapat memberikan deskripsi secara mendalam dan menyeluruh tentang penyelesaian kemiskinan di NAD melalui peran serta mahasiswa dan Tuha Peuet sebagai wujud nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk itu diharapkan hasil karya tulis ini mampu memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.
Secara teoritis, hasil karya tulis ini memberikan kontribusi yang berarti karena dapat dimanfaatkan untuk (1) menambah khasanah sosial khususnya tentang implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui koordinasi mahasiswa dan Tuha Peuet dengan pendekatan budaya Aceh, (2) memberikan informasi empiris dan idealistis tentang penyelesaian kemiskinan melalui koordinasi mahasiswa dan Tuha Peuet dengan pendekatan budaya Aceh.
Secara praktis, hasil karya tulis ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi penulis, instansi terkait, dan masyarakat. Bagi penulis, hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengadakan penulisan lebih lanjut, bagi instansi terkait dapat menambah referensi tentang koordinasi mahasiswa dan Tuha Peuet dalam penyelesaian kemiskinan atas dasar pendekatan budaya Aceh, sedangkan bagi masyarakat, karya tulis ini memberikan masukan serta pengetahuan tentang penyelesaian kemiskinan melalui koordinasi mahasiswa dan Tuha Peuet dengan pendekatan budaya Aceh.
Penulis menggunakan rancangan penulisan kualitatif dengan analisis deskriptif yang menguraikan, menjabarkan, dan merangkai konsep maupun teori yang digunakan menjadi untaian kata-kata dalam setiap bagian pembahasannya. Studi kajian deskriptif ini dilakukan dengan menghubungkan konsep-konsep seperti peran serta mahasiswa, peranan Tuha Peuet, aplikasi organisasi mahasiswa, partisipasi masyarakat, pemerintah, dan lembaga swasta dalam pembangunan.
Sumber data utama dalam penulisan ini adalah informasi yang terdapat dalam bentuk tulisan ; baik berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar maupun publikasi elektronik. Sumber data sekunder ialah masyarakat di kalangan sosial seperti pengamat sosial, anggota Tuha Peuet, organisasi kemahasiswaan. Sumber data yang dikumpulkan haruslah memenuhi kriteria dan bersifat netral.
Jenis data tersebut bersifat tinjauan sosial dan ekonomi yang berisi hayatan, pikiran, dan pandangan yang terdapat dalam kehidupan. Wujud data berupa informasi tertulis dan gejala verbal berupa sikap dan pemahaman konteks sosial dan ekonomi dalam wacana kesejahteraan masyarakat.
Teknik pengumpulan data dalam penulisan ini dilakukan dengan cara dokumentasi yaitu menelusuri, meneliti serta mempelajari referensi-referensi yang sesuai dan relevan dengan permasalahan yang diangkat. Referensi yang digunakan tidak terbatas pada referensi cetak saja tetapi juga elektronik. Teknik keabsahan yang dipilih dalam penulisan ini adalah : (1) ketekunan pengamatan, (2) kecukupan referensi, (3) pemeriksaan dengan teman sejawat melalui diskusi, dan (4) triangulasi.
Adapun langkah analisis yang digunakan sesuai dengan proses yang dikemukan oleh Nazir (1989) yaitu : (1) menganalisa data dengan mengorganisasikan data yang diperoleh dari studi literatur ke dalam kategori, (2) menjabarkan ke dalam unit-unit, (3) melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, (4) memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan (5) langkah terakhir adalah dengan membuat kesimpulan agar dapat dipahami.
Terkait dengan analisis rumusan masalah, ada 3 faktor sentral yang melatarbelakangi kemiskinan di Nanggroe Aceh Darussalam. Faktor tersebut adalah faktor dampak bencana, faktor struktural, dan faktor kultural.
Kemudian, beberapa konsep yang mendasari bahwa pentingnya peran serta mahasiswa bersama Tuha Peuet dalam bentuk koordinasi untuk menyelesaikan kemiskinan di NAD karena mahasiswa dan Tuha Peuet merupakan bagian dari masyarakat, sebagai pemberi pendidikan, sebagai motivator, entrepreneur dan pemikir, sebagai pendukung kegiatan layanan, sebagai salah satu komponen pengontrol kegiatan, sebagai penghubung dan sebagai penyelaras.
Partisipasi peran serta mahasiswa yang berkoordinasi dengan Tuha Peuet terbagi dalam empat tahapan yang berjalan secara simultan. Tahapan tersebut terdiri dari perencanaan, sosialisasi dan koordinasi, pelaksanaan serta pengendalian. Tahap ini merupakan proses pencerminan secara aplikatif dari penelitian, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Saran yang diutarakan berupa rekomendasi dalam penulisan ini yaitu : harus adanya political will dari pemerintah gampong dan kerja sama masyarakat sehingga terciptanya tahapan pembangunan (capacity building) masyarakat dalam upaya menguatkan partisipasi antar stakeholders untuk menyelesaikan kemiskinan di NAD, (2) perlu dibentuknya lembaga pengawasan dan pengendalian yang terdiri dari elemen masyarakat, pemerintah gampong, lembaga swasta, mahasiswa serta para ahli dan diikuti dengan penyelenggaraan pertemuan rutin untuk mengevaluasi pelaksanaan program yang hasilnya akan difollow up, (3) perlu dibentuknya kesadaran pada mahasiswa terhadap permasalahan di sekitarnya. Hal ini sebagai bukti dari fungsi mahasiswa. Dalam konteks permasalahan ini adalah menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan ikut serta dalam program kerja yang direncanakan, (4) hendaknya ada penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat pada struktur masyarakat terkecil maupun kampanye melalui media massa dan sosialisasi di tempat-tempat umum.
Hal ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam program yang direncanakan, dan (5) diharapkan ada suatu wadah atau media bagi masyarakat untuk melakukan pelaporan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program. Hal ini sangat penting mengingat ini merupakan salah satu bentuk menampung kesadaran masyarakat yang dituangkan dalam bentuk gagasan untuk ditindaklanjuti dalam menyempurnakan program kerja yang telah dijalankan.
Label: Artikel
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Silakan Tinggalkan Pesan di Blog Rian