Tuesday, July 29, 2008
Namaku Fatih, Saat itu aku tinggal di meulaboh, kisah ini ku mulai dari smp. Aku anak yang mudah bergaul dan beradaptasi ke siapa pun, aku bisa bergaul dengan orang yang lebih tua dari ku maupun muda. Ketika itu aku duduk di kelas tiga smp, tepatnya di SMP N 2 Meulaboh. Saat itu aku sudah sering mengikuti kegiatan keorganisasian islam seperti rohis di sekolahku. Itulah hasil dari mudahnya aku bergaul ke siapa pun aku bisa diterima oleh siapa saja termasuk seorang abang, sebut saja namanya bang Andi, orang yang mengajakku untuk bergabung bersama rohis di smp ku. Meskipun bang andi saat itu bukan siswa smp melainkan siswa sma kelas tiga, tetapi di rohis sekolah ku ia menjabat sebagai dewan penasehat karena dulunya ia juga siswa sekolah ku.
Tak berapa lama aku bergabung di rohis, teman-teman mengangkatku sebagai penanggung jawab divisi humas di rohis. Ya…, aku pikir nggak apalah, mungkin sesuai dengan kemampuan yang aku miliki.
Aku lalui waktuku bersama teman-teman di rohis dengan melakukan semua aktivitas rutinitas yang dilakukan oleh rohis, setiap minggunya aku harus mempropaganda teman-teman serta mempublikasikan tentang kemajuan rohis dan keunggullannya, hal itu kulakukan agar teman-temanku mau mengikuti kajian yang rohis lakukan setiap semingu sekali dengan ustadz yang berbeda-beda.
Walaupun kegiatanku seabberek (baca: segudang) baik urusan sekolah maupun rohis tentunya aku tidak lepas dari kontrol yang bang Andi berikan kepadaku, aku bahkan sampai belajar kajian kepadanya. Karena aku saat ini berada di kelas tiga, so UN (baca: Ujian Nasional) sudah menantiku di depan mata. Bang andi tidak mengajarkan aku mengaji saja tetapi ia juga memberi bimbingan belajar kepadaku secara private, ia tahu bahwa aku sangat memerlukan itu walaupun aku tahu waktunya sangat sibuk karena ia juga harus mempersiapkan diri untuk UN sma. Sungguh aku kagum padanya karena ia sangat memperdulikanku.
UN telah aku lalui, sekarang tinggal menunggu pengumumannya. Ketika itu tepat hari rabu, tanggal 10 Juli 2005 walaupun matahari tepat bersinar di atas kepalaku, aku tetap datang ke sekolah untuk melihat pengumuman UN. Saat ku lihat pengumuman bergetar hatiku karena aku lulus dengan nilai UN tergolong 10 besar di sekolah ku. Tentunya aku sangat bangga dengan hal itu, itu pun tidak terlepas berkat bimbingan belajar yang bang andi berikan kepadaku.
Aku telah menyelesaikan pendidikan smp dan saatnya aku berfikir sma mana yang aku pilih. Teman-temanku memilih SMA N 1 Meulaboh yang ada di daerahku. Ya…,seperti temanku yang lain aku masuk ke sma itu dengan pertimbangan karena aku beranggapan bahwa sma itu adalah sekolah terfavorit setingkatnya di daerahku. Ya…, mulai dari sekolah itulah permasalahanku dimulai.
Saat Aku Mengenal Dirinya
Seperti biasanya sebelum masuk sekolah pasti ada MOS (baca: Masa Orientasi Siswa) selama tiga hari, itu dilakukan agar siswa baru dapat mengenal lebih dekat sekolahnya. Pada waktu itu seluruh siswa dikumpulkan di lapangan sekolah dalam satu forum dan saat itu pula seluruh siswa baru langsung dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok berjumlah 30 orang, salah satu kelompok bernama “honest”, di kelompok itulah aku berada.
Sebelum MOS dilakukan, setiap peserta di kelompoknya harus mengenalkan diri termasuk diriku. Terus terang aku bosan dengan hal itu, tapi tertegun hatiku saat melihat seorang wanita yang mengenalkan dirinya di depan peserta MOS pada kelompokku. Namanya putri anak dari smp 5 Banda Aceh.
Saat ia mengenalkan dirinya, jantungku berdetak, berdetaknya lebih kencang seperti genderang yang mau perang. Setiap ku lihat dirinya darahku mengalir, mengalir lebih kencang dari ujung kaki ke ujung kepala….(kayak lagu DEWA aja). Aku bingung mengapa itu bisa terjadi pada diriku….
Saat Aku Mengenal Dirinya Lebih Dekat
MOS telah usai, saatnya kami siswa baru mendengar pengumuman dari abang-abang kelas.
“adik-adik semua…..saatnya kami mengumumkan pengumuman yang sangat spesial hari ini” kata ketua panitia MOS.
“kira-kira apa ya, kok bisa dibilang spesial…..?” tukasku dalam hati dengan penuh tanda tanya.
“inilah saat yang kita nanti-nantikan” sambung dirinya.
“adik-adik kalian tahu nggak apa yang spesial hari ini”, tanyanya kepada semua peserta.
“nggak tahu” jawab seluruh peserta MOS dengan serentak
“baiklah adik-adik…, inilah siswa dan siswi peserta MOS terbaik tahun 2006”
“siswa terbaik tahun ini adalah……”, katanya membuat kami semua penasaran,
jantungku mulai berdetak seakan akan ingin lepas dari tempatnya. Aku sangat ingin tahu nama siapa yang ingin disebut.
Sekali lagi ia mengulang kata-katanya “siswa terbaik tahun ini adalah Muhammad Al-Fatih”, tukasnya di depan microphone sambil berteriak.
Kaget aku sebenarnya karena aku dipilih sebagai siswa terbaik.
sambung dirinya “siswi terbaik tahun ini adalah…”
“ehm….ehm…..Cut Putri kesuma” tukas dirinya dengan keras.
“bukankah itu putri siswa yang dulunya bersekolah di SMP 5 Banda Aceh” tanya diriku dalam hati
“baik adik-adik semua, kepada namanya yang di panggil segera maju ke atas panggung” ucap ketua panitia.
Teriakan serta tepuk tangan sangat ku dengar saat aku maju ke atas pentas, diriku bak seperti seorang selebritis. Saat kami berdua berdiri di atas panggung hal yang sama terjadi pada diriku saat aku melihat dirinya memperkenalkan diri. Kami berdua hanya melepaskan senyum saat mengucapkan selamat atas apa yang kami dapatkan tanpa maksud yang lain.
Seusainya perpisahan MOS aku melihat di kelas mana aku ditempatkan, ternyata aku berada di kelas X-E. Kelas yang dianggap unggul di sekolah itu. Saat kulihat siapa-siapa saja yang masuk ke kelas itu ternyata putri juga ada di dalamnya.
Saat Aku Dan Putri Saling Berbicara
Sudah seminggu aku masuk sekolah, itu berarti sudah seminggu pula aku sekelas dengan putri, walaupun sudah seminggu pula aku belum pernah berbicara dengan dirinya. Saat bunyi bel semua murid di kelas ku keluar untuk beristirahat dan makan makanan kecil di luar sekolah sambil merehatkan pikiran. Pada waktu itu yang ada di kelas hanya kami bertiga; aku, putri dan dina teman sebangkunya.
“fatih....,ayo cepat hampiri putri. Ini saat yang tepat untuk mulai berbicara dengannya”, terdengar bisikan di telingku.
“aku nggak berani” tukas ku dalam hati sambil melihat catatan matematika yang aku pinjam dari ihsan walaupun sejujurnya aku melirik putri.
“ah…payah kamu fatih…., kamu seperti perempuan! Nggak ada laki-lakinya” semakin tegas suara itu terdengar di telingku tanpa aku sadari dari mana sumbernya.
“aku laki-laki! Bukan perempuan” tegas kukatakan untuk menjawab suara yang baru aku dengar tadi.
Kulanggkahkan kaki ku menuju mejanya.
“put…put…put…”ku ucap dari bibirku untuk menyapa dirinya walaupun ku tahu itu takkan didengar olehnya karena suaraku sangat kecil.
“ya fatih ada apa” ia jawab sambil memberikan senyum padaku.
MassyaAllah…..,ia mendengar sapaanku.
“nggak aku cuman mau minjam catatan fisika yang ibu tatik tulis tadi” jawabku.
“oh…cuman itu, kenapa malu-malu” ia jawab sambil mengambil buku fisika dari tasnya.
Kupikir ini langkah awal untuk semuanya. Pembicaraan kami pun berlanjut hingga waktu istirahat usai. Kemudian, aku dan putri sering ngobrol bareng jam istirahat tiba sampai usai hingga diriku sangat akrab dengannya.
Tak beberapa lama banyak temanku yang menegur atas sikap ku selama ini kepada putri. Kami sudah sangat akrab seperti dua sejoli, walaupun aku tidak ada hubungan (baca; berpacaran) dengan dirinya, tetapi aku sangat menikmati hal itu.
Hingga suatu hari seorang sahabatku menasehatiku dengan penuh rasa sayang dan cinta karena Allah, kata-katanya sangat menusuk hatiku hingga aku tersadar bahwa aku telah melakukan kesalahan. Malam itu juga aku menuliskan sepucuk surat kepada putri.
12 Agustus 2007
Assalamualikum……Putri….
Sebelumnya ku tanya gimana keadaanmu hari ini? mudah-mudah baik-baik aja seperti yang kuharapkan. Maaf putri bila menggangu aktivitasmu hari ini. Ini adalah sebuah tulisan yang berasal dari lubuk hatiku yang paling dalam, yang hanya kuperuntukan untukmu agar kau tau apa yang kurasakan dan apa yang ku ingin kan darimu.
Putri…sudah lebih dari setahun aku mengenalmu itu juga berarti sudah lebih setahun juga aku memendam perasaan yang ada dalam hatiku tentang dirimu. Aku tahu kita saat ini sama-sama berada dalam situasi remaja, situasi yang memang mengharuskan kita untuk selalu melawan semua tantangan yang ada di dalam perjalanan hidup ini.
Putri…banyak sekali peristiwa yang aku rasakan bersama dirimu, kau tahu atau tidak tapi yang jelas semua peristiwa itu masih kurasakan hingga saat ini juga. Putri….saat ini aku ingin kembali seperti semula, menjadi seperti yang dulu hidup seperti burung. Terbang kemana pun ia ingin terbang tanpa ada yang perlu ia perhatikan dan diperhatikan.
Aku ingin seperti itu putri…, tekadku sudah bulat…..
Putri…terus terang aku tak tahu harus dari mana memulainya untuk mengatakannya kepadamu. Putri…bunga yang tumbuh dari sebuah bibit kini sudah menjadi sekuntum bunga mawar yang sedang kuncup dengan terlihat sangat indah dan cantik. Seperti itulah sebuah perasaan yang aku simpan selama ini kepadamu, aku JATUH CINTA kepadamu putri…, ini adalah cinta yang pertama kali aku rasakan pada seorang wanita seusiaku dalam hidupku ini. Takkan pernah aku lupakan sepanjang hidupku, ini akan selalu kutulis dengan tinta emas di dalam “My Life Story”. Kadang orang selalu jatuh cinta pada kecantikan. Tapi aku menilaimu bukan dari situ…putri…
Memang “you’re beautiful” bagi orang yang selalu melihatmu. Tetapi sejujurnya….aku bingung putri, mengapa aku bisa SUKA kepadamu, mungkin Allah menitipkan ini kepadaku sebagai ujian hidup.
Kurenungi dengan seksama dan kuambil sebuah kesimpulan bahwa selama ini Cintaku kepadamu melebihi besarnya Cintaku kepada Allah SWT, Rasul dan kedua Orang tuaku. Aku telah kilaf putri….
Aku ingin hidup tenang…putri, hidup apa adanya seperti dulu.
Aku ingin hidup bebas, hidup tanpa dibanyagi oleh bayangmu setiap saat.
Aku ingin seperti saudara-saudaraku…yang selalu berpegang teguh kepada keimanan mereka, kusadari betapa bodohnya aku. Keimanan yang kujaga dengan baik, surga yang kuharapkan selama hidup ku hanya terganti dengan dirimu seorang…aku khilaf putri
Putri…aku berjanji sekuntum bunga yang tumbuh yang terlihat sangat indah dan cantik akan kujaga dengan baik dan kusemai dengan semua perhatianku. Nanti bila telah tiba saatnya bunga itu mekar maka akan kuberikan kepadamu dengan penuh rasa kasih sayangku kepadamu dengan dihiasi keadaan yang SAKRAL, Tentunya jika Allah mengijinkannya.
Putri…semua yang kukatakan adalah apa yang kuinginkan dan kurasakan, kuharap engkau mengerti.
Terima kasih atas sebuah semangat yang telah menguatkan diriku untuk menulis tulisan ini.
Wassalam….
Muhammad Al-fatih
Kemudian, seusai menulisnya. Surat itu kulipat dengan rapi, ku letakkan di dalam amplop berwarna merah muda dan ku simpan di dalam lemari pribadi ku. Ku tulis surat itu sebagai sebuah janji kepada Allah atas perubahan yang ingin kulakukan.
Label: Inspirasi
3 komentar:
keren banget ceritanya...
sepertinya ini saingan kang abik y????? :D
keren banget ceritanya...
sepertinya ini saingan kang abik y????? :D
keren jg ceritanya..
kul di mana sekarang..
aq juga alumni sma negeri 1 mbo angkatan 2005
gandhi
Post a Comment
Silakan Tinggalkan Pesan di Blog Rian